Sponsor

AD BANNER

Rabu, 22 Januari 2014

Nganjuk Kota Angin


Nganjuk
     Nganjuk adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia dengan ibukotanya di Nganjuk. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Jombang di timur, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Ponorogo di selatan, serta Kabupaten Madiun di barat. Nganjuk juga dikenal dengan julukan Kota Angin.

Geografi
     Kabupaten Nganjuk terletak antara 11105' sampai dengan 112013' BT dan 7020' sampai dengan 7059' LS. Luas Kabupaten Nganjuk adalah sekitar ± 122.433 Km2 atau 122.433 Ha yang terdiri dari atas:
- Tanah sawah 43.052.5 Ha
- Tanah kering 32.373.6 Ha
- Tanah hutan 47.007.0 Ha

     Dengan wilayah yang terletak di dataran rendah dan pegunungan, Kabupaten Nganjuk memiliki kondisi dan struktur tanah yang cukup produktif untuk berbagai jenis tanaman, baik tanaman pangan maupun tanaman perkebunan sehingga sangat menunjang pertumbuhan ekonomi dibidang pertanian. Kondisi dan struktur tanah yang produktif ini sekaligus ditunjang adanya sungai Widas yang mengalir sepanjang 69,332 km dan mengairi daerah seluas 3.236 Ha, dan sungai Brantas yang mampu mengairi sawah seluas 12.705 Ha.

     Jumlah curah hujan per bulan selama 2002 terbesar terjadi pada bulan Januari yaitu 7.416 mm dengan rata-rata 436 mm. Sedangkan terkecil terjadi pada bulan November dengan jumlah curah hujan 600 mm dengan rata-rata 50mm. Pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober tidak terjadi hujan sama sekali.

Sejarah
 Kediaman bupati Nganjuk antara tahun 1860 dan 1900

 Klinik pabrik gula Nganjuk tahun 1920

COLLECTIE TROPENMUSEUM ,Gapura masuk kab nganjuk tahun 1935

     Nganjuk dahulunya bernama Anjuk Ladang yang dalam bahasa Jawa Kuna berarti Tanah Kemenangan. Dibangun pada tahun 859 Caka atau 937 Masehi.

     Berdasarkan peta Jawa Tengah dan Jawa Timur pada permulaan tahun 1811 yang terdapat dalam buku tulisan Peter Carey yang berjudul : ”Orang Jawa dan masyarakat Cina (1755-1825)”, penerbit Pustaka Azet, Jakarta, 1986; diperoleh gambaran yang agak jelas tentang daerah Nganjuk. Apabila dicermati peta tersebut ternyata daerah Nganjuk terbagi dalam 4 daerah yaitu Berbek, Godean, Nganjuk dan Kertosono merupakan daerah yang dikuasai Belanda dan kasultanan Yogyakarta, sedangkan daerah Nganjuk merupakan mancanegara kasunanan Surakarta. Sejak adanya Perjanjian Sepreh 1830, atau tepatnya tanggal 4 juli 1830, maka semua kabupaten di Nganjuk (Berbek, Kertosono dan Nganjuk ) tunduk dibawah kekuasaan dan pengawasan Nederlandsch Gouverment. Alur sejarah Kabupaten Nganjuk adalah berangkat dari keberadaan kabupaten Berbek dibawah kepemimpinan Raden Toemenggoeng Sosrokoesoemo 1. Dimana tahun 1880 adalah tahun suatu kejadian yang diperingati yaitu mulainya kedudukan ibukota Kabupaten Berbek pindah ke Kabupaten Nganjuk.

     Dalam Statsblad van Nederlansch Indie No.107, dikeluarkan tanggal 4 Juni 1885, memuat SK Gubernur Jendral dari Nederlandsch Indie tanggal 30 Mei 1885 No 4/C tentang batas-batas Ibukota Toeloeng Ahoeng, Trenggalek, Ngandjoek dan Kertosono, antara lain disebutkan: III tot hoafdplaats Ngandjoek, afdeling Berbek, de navalgende Wijken en kampongs : de Chineeshe Wijk de kampong Mangoendikaran de kampong Pajaman de kampong Kaoeman. Dengan ditetapkannya Kota Nganjuk yang meliputi kampung dan desa tersebut di atas menjadi ibukota Kabupaten Nganjuk, maka secara resmi pusat pemerintahan Kabupaten Berbek berkedudukan di Nganjuk.


Kependudukan
     Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk di Kabupaten Nganjuk sebanyak 1.017.030 dengan kurang lebih 36% penduduk tinggal di perkotaan, dan sisanya 64% tinggal di pedesaan.

Agama dan Budaya
     Mayoritas penduduk di Kabupaten Nganjuk memeluk agama Islam dengan jumlah hampir 99%, dan sisanya menganut agama Kristen, Hindu, Budha, Khonghucu.[3]

Pembagian administratif
Nganjuk mempunyai 20 kecamatan dan 284 desa/kelurahan. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah:

- Bagor
- Baron
- Berbek
- Gondang
- Jatikalen
- Kertosono
- Lengkong
- Loceret
- Nganjuk
- Ngetos
- Ngluyu
- Ngronggot
- Pace
- Patianrowo
- Prambon
- Rejoso
- Sawahan
- Sukomoro
- Tanjunganom
- Wilangan


Transportasi
Nganjuk dilintasi jalur utama Surabaya-Yogyakarta, serta menjadi persimpangan dengan jalur menuju Kediri. Nganjuk juga dilintasi jalur kereta api Surabaya-Yogyakarta-Bandung/Jakarta.

Pariwisata

- Air terjun Sedudo
- Air terjun Singo Kromo
- Air terjun Roro kuning
- Goa Margo Tresno
- Candi Ngetos
- Candi Lor
- Taman Wisata Anjuk Ladang

Peninggalan Bersejarah
- Prasasti Kinawe
- Prasasti anjuk ladang
- Prasasti Hering
- Candi Lor
- Candi Ngetos

Kesenian Tradisional
- Tari Tayub
- Wayang Timplong
- Tari mung dhe
- Jaranan
- Tari Salipuk


Tokoh Nganjuk
Tokoh-tokoh yang dilahirkan di Nganjuk adalah:
- Dr. Soetomo, Pahlawan perintis kemerdekaan Indonesia, pendiri Boedi Oetomo yang merupakan organisasi modern pertama di Indonesia.
- Marsinah, aktivis buruh wanita.
- Harmoko, Menteri Penerangan orde baru
- Eko Patrio, Anggota DPR Periode 2009-2014

Makanan Khas
- Sate Kenul, Rasa sate kenul ini sangat istimewa yaitu rasa pedas dan manis begitu terasa saat digigit. Sebenarnya tak sulit membuat sate kenul ini daging kambing muda dipotong ukuran satu centimeter atau lebih besar sesuai selera atau pesanan. Selanjutnya daging tersebut ditusuk dengan Tusuk sate dari bambu yang telah disiapkan.
- Asem-Asem Kambing, adalah makanan tradisional Nganjuk. Makanan ini berbahan dasar daging kambing yang lezat dan unik. Keunikan dari makanan tradisional adalah rasa asam, yang diambil dari daun buah Kedondong sebagai bahan alami dan tidak menggunakan cuka atau bahan lainnya.
- Nasi Becek, sejenis gulai kambing yang memiliki rasa khas dengan penambahan irisan dun jeruk nipis.
- Dumbleg, sejenis dodol yang terbuat dari ketan. Makanan ini hanya ada pada hari-hari tertentu di Pasar Gondang (tiap Pasaran Pon) dan Pasar Rejoso (tiap pasaran kliwon).
- Onde-Onde Njeblos, semacam onde-onde tapi tidak berisi. Berbentuk seperti bola yang ditaburi wijen.
- Nasi Pecel, menu nasi dengan sayur (kulup) kangkung, toge, kacang panjang, kembang turi dll disiram dengan kuah sambal kacang dengan ciri khas pedas dan disertai tempe, tahu goreng serta rempeyek yang renyah.
- Nasi Tumpang, seperti halnya nasi pecel namun ada menu tambahan berupa sayur (sambal) tumpang, yg terbuat dari tempe "busuk" (tempe difermentasikan) yang dimasak dengan bumbu lain yang rasanya gurih dan pedas.
- Krupuk Upil, adalah krupuk kecil yang digoreng tanpa minyak tetapi menggunakan pasir
- Tepo Mbah Umbruk, seperti lontong bungkusnya dari daun pisang bentuknya kerucut dan agak miring . dan sayurnya kacang panjang tapi di ambil isinya atau disebut kacang tolo.dan bumbu dan bahan bahan lain .dan sampai saat inipun bisa dinikmati.

4 komentar:

  1. pengen juga sekali-kali berkunjung ke tempat2 wisata di sana,sepertinya menarik :)

    BalasHapus
  2. beberapa makanan khas disana ternyata sama dengan di daerah saya spt nasi tumpang dan nasi pecel..

    BalasHapus
    Balasan
    1. rasakan bedanya kalo makan di kota sini, tumpangnya pedes wkwkwk

      Hapus

Kami menawarkan Software atau Game yang telah di posting pada situs ini untuk anda miliki dengan cara klik link Order DVD diatas atau SMS ke 085 730 281 770 atau 085 736 208 208 dengan format :

ORDER DVD (spasi) Nama Aplikasi/Paket (spasi) Nama dan alamat lengkap anda lalu kirim sms ke 085 730 281 770 atau 085 736 208 208